Malam
ini.. seperti biasa hati menggalau hahahaha
Membaca
suatu hal yang sangat tidak mementingkan perasaan itu benar2 menyiksa. Saya
beranikan diri mengirim sebuah blackberry
messanger ke dia. Isinya tentang bagaimana sy tidak menerima perlakuan
tidak adil antara saya dengan wanita-wanita lain dikehidupannya tidak termasuk
ibu, adek, kakak dan keluarga lain. Teman-teman dekat maksudnya. Hal yang wajar
sy menuntut hal itu. Sy tidak menuntut diperlakukan layaknya Putri Raja dan
Nomor 1. Hanya meminta untuk sedikit menghargai apa yang sudah saya kasih
selama ini.
Kalimat
per kalimat kubaca dengan jelas. Kata demi kata pun ku ketik membalas dan
melontarkan apa yang akan dan sangat ingin saya katakan. Dia bilang “ katakan apa
yang ingin kamu katakan” , “lontarkan apa yang kamu rasa kamu tidak suka”. Saya
mengatakan semua. Saya mengetik semua dengan rapih dengan sedkit lebih menekan
qwerty hp. Artinya dengan sedikit emosi. Wajar saya mempertanyakan apa yang
menurut saya mengganjal.
Dulu keegoisan
sangat mendominasi. Dulu yang saya mau awal dan akhir tetap seperti awalnya. Dulu
sy beranggapan urusan belakangan ketika jalan mmg tidak searah. Ternyata dibalik
pemikiran bodoh itu banyak hal lain yang sangat lebih harus diutamakan. Ketika saya
tidak bisa ikhlas dari sekarang bagaimana saya harus mengikhlaskan tiba-tiba hati
yang kelak akan tersakiti kalo mmg seharusnya tidak sejalan dan selamanya?? 1
hal yang buat mata saya terbuka dan lebih menerima dengan lapang dada keputusan
apapun yang akan terjadi kelak. Kalimat itu. Kalimat yang dia kirimkan. Menyatakan
kesimpulan tidak ada yang bisa dipaksakan. Tuhan yang maha esa berkehendak maka
terjadilah. Kun Fayakun.
“suatu
saat (…) dan itu bukan kamu (…)” sebuah petikan yang buat tangan melemas dan
perut ngilu. Hahahaha. Ya ya ya bukan hal penting membahas itu.
Susah mengikhlaskan
apa yang selama ini sudah kita miliki secara mendalam untuk diberikan ke orang
lain. Barang saja susah diikhlaskan apalgi perasaan. Kenapa Tuhan tidak
menciptakan lelaki yang berfikir menggunakan perasaan? Apakah ketemu dengan
pemilik hati terakhir harus dipertemukan dengan orang yang salah dulu? Semuanya
membingungkan. Saya bingung semua juga bingung. Entahlah. Hadapi semua dengan
lapang dada walaupun saya harus melalui jalan setapak kini dan entah sampai
kapan sendirian buatku itu hanya sebuah pelajaran berharga yang tidak mungkin
dilakukan lagi. Biarkan waktu mempertemukanku dengan orang yang tepat yang akan
ada di saat sy butuh, melindungi dikala takut, mengenggam tanganku erat,
memeluk dikala sedih, merangkul dikala salah dan menjadi imam buat keluargaku.
AMIN. Jika org itu bukan dia. Temukan dia dengan orang yang juga tepat sesuai
apa yang dia mau. AMIN YA RABBAL ALAMIN